Akhir-akhir ini sedang hangat-hangatnya pemberitaan di media lokal di Sumatera Utara (bahkan pemberitaannya berlebihan) tentang wacana pembentukan Propinsi Tapanuli, jauh lebih hangat dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi Pulau Nias yang sedang hancur itu.
Tidak lupa para pejabat di daerah Nias dan Nias Selatan juga ikut-ikutan bahkan “menyerahkan diri”tanpa syarat (mestinya penyerahan diri diikuti dengan syarat demi kepentingan Pulau Nias) mendukung dan membahas Propinsi ini, akan tetapi para pejabat ini malah lupa membahas proses rekonstruksi dan rehabilitasi Nias, seakan semua tenaga dan pikiran ditujukan ke Propinsi Tapanuli, mereka tidak pernah memikirkan rakyat Nias, tragis memang. Tidak lupa juga para pimpinan gereja yang hamba Tuhan itu ikut-ikutan meminta agar memberikan rekomendasi demi pembentukan Propinsi Tapanuli, padahal tugas mereka kan mengurus jema`at dan gereja bukan untuk ikut politik praktis!
Sebenarnya kalau jujur, kita tidak perlu dan tidak penting untuk bergabung dengan Propinsi Tapanuli. Saya yakin penyelesaian ketertinggalan Nias bukan dengan gabung di Propinsi Tapanuli, kita harus ingat itu.
Saya selalu mengikuti perkembangan pemberitaan di media massa di Sumut, ternyata ada pihak tertentu dari luar Nias yang cenderung memaksakan kehendak mereka agar Nias dan Nias Selatan mendukung Propinsi Tapanuli, belum menjadi bagian dari Tapanuli saja mereka sudah berani maksa-maksa dan ini tidak etis bahkan kasar. Apalagi kalau Nias sudah menjadi bagian dari mereka, pasti Nias akan disetir sesuai dengan kemauan mereka, dan Nias tidak bisa berbuat apa-apa nantinya.
Mereka tahu kalau pulau Nias itu berpotensi untuk dijadikan propaganda dalam usaha pembentukan propinsi Tapanuli, mengingat luas wilayah dan potensi Nias serta geografis Nias (walau kita akui untuk saat ini, Pulau Nias sekarang tertinggal dan termiskin di Sumut). Tetapi walaupun mereka tahu, mereka tidak mau mendekati Nias dan duduk bersama-sama dengan Nias untuk membahas Propinsi Tapanuli, akan tetapi mereka malah mendesak-desak dan mengultimatum pemerintah Nias dan Nias Selatan untuk segera mendukung mereka, ini kan sikap arogan dari saudara-saudara kita ini.
Apakah kita dan para pemimpin kita di Nias dan Nias Selatan tidak merasakan sikap arogan mereka? Kalau mereka berniat dan punya kepentingan bersama dan merasa Nias dan Nias Selatan bagian dari meraka (Propinsi Tapanuli) mengapa meraka tidak duduk bersama dan membahas bersama serta melakukan sosialisai dan kunjungan ke Pulau Nias untuk menampung aspirasi masyarakat? Mengapa mereka hanya berteriak-teriak di media massa sambil meminta dengan segera agar Nias dan Nias Selatan mendukung mereka?
Potensi ini sebenarnya bisa jadi bargaining position Nias agar Pulau Nias dilibatkan dalam tim pemrakarsa dan pengkajian Propinsi Tapanuli, akan tetapi mereka (pemrakarsa Propinsi Tapanuli) tidak mau tahu, karena mereka sudah punya ambisi yang hanya mau menunggangi Pulau Nias demi tercapainya Propinsi Tapanuli, sesudah Propinsi Tapanuli terbentuk pasti mereka sudah melupakan Nias, karena mereka sudah mencapai cita-cita mereka.
Jadi Pulau Nias jangan jadi boneka Propinsi Tapanuli, Pulau Nias jangan mengekor. Saya malu dengan sikap para pejabat Nias dan Nias Selatan serta hamba-hamba Tuhan itu, yang hanya jadi "Yes Man" saja, tanpa mengkritisi apa manfaat bila bergabung dengan Poropinsi Tapanuli.
Terima kasih
Kristiurman Jaya Mendrofa
021 70380039
Kris.mendrofa@yahoo.com
www.kris.com.au.tt |